Selasa, 14 Juni 2016

Cobaan Hidup Mahasantri

Pengalaman pertama
Dengan semangat aku mulai mempacking segala yang ku butuhkan untuk 4 bulan ini. Yaps! Aku akan berstatus sebagai mahasantri . banyak kabar burung yang mengatakan mahad yang akan ku huni ini penuh misteri. Dari mulai kesurupan, pencurian, sampai kekeringan air. Mahad macam apa ini? Benakku tak henti-hentinya mencela. Kalau bukan karna namaku yang tertulis jelas di papan “wajib mahad” aku mungkin tak akan mau. Aku bahkan belum pernah mengenal seperti apa dunia pesantren itu. 
Entah kabar gembira atau duka aku ditempatkan di kamar 321. Aku satu kamar dengan umu teman seSMA ku dulu, afif teman sejurusanku dan mba musyafaah yang baru saja ku kenal. 2 anak matematika dan 2 anak bahasa inggris di campur menjadi satu. Kami belum begitu dekat, wajar lah ini baru permulaan. Yang pasti waktulah  yang akan mendekatkan kita  :D
Gema azan terdengar saling bersahutan satu sama lain. Aku menatap lapangan kosong yang menjadi pemandangan utama dari jendela kamarku ini. Beberapa aktifitas terlihat disana, ada yang bermain dengan peluru-peluru, ada juga yang sibuk memperebutkan bola dan tak jarang pula ada yang sibuk berduaan bersama pasangan. Lapangan bima 2 tempat cuci mataku saat ini. Wk wk wk...
Gemerlip lampu koridor menghiasi lantai-lantai mahad. Suara alarm pertanda masuk waktu shalat berjamaah terdengar jelas di seluruh antero mahad. Perlahan suasana kisruh mulai terdengar. Mahasantri yang sudah bersiap dengan mukenah dan sajadahnya mulai berebut menuruni anak tangga. Aku pun tak ketinggalan.  Pengalaman pertamaku shalat berjamaah bersama mahasantri dan musyrifah yang belum satupun ku kenal...
Ala bisa karna biasa
Pukul 03.00 pagi. Aku dan teman sekamarku masih asyik menjelajah dalam mimpi. Sementara diluar, terdengar riuh suara mahasantri yang tertawa kesana kemari atau bahkan memanggil teman sekamarnya yang sudah stand by di depan kamar mandi. Oh Allah... batinku terus berdecak kesal. Bagaimana mungkin di waktu sepagi ini antrian mandi begitu panjang. Dengan muka penuh kantuk mereka sabar mengantri. Ada beberapa yang malah sibuk mencuci di tempat wudhu. Ada yang asyik membersihkan genangan air, ada juga yang sekedar mencuci muka dan menggosok gigi. Hufftt....
Aku semakin kesal ketika waktu masih menunjukkan pukul 04.00 pagi dan air kran berhenti mengalir. So, what should I do??  Pengalaman pertamaku di mahad al-jamiah “kehabisan air” -_-. Sialnya hari ini jadwalku ngampus pagi. Mau tak mau aku harus menemukan air, dimanapun tempatnya dan bagaimanapun caranya!! Tempat pertama yang ku tuju ialah “masjid”. Jangan ditanya masjid mana, sudah pasti masjid IAIN yang tempatnya cukup bikin ngos-ngosan. Aku dan teman-temanku menyusuri jalanan pasca sarjana dan jalan raya yang masih sepi. Hanya ada suara angin dan jangkrik disana. Pintu gerbang masjid masih dikunci rapat. Kami memanggil satpam yang tengah asyik tertidur dengan tv yang masih menyala.  “mahad ga ada air ya teh?” oh rupa-rupanya krisis air di mahad sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun khususnya bagi mahad baru untuk mahasantri. Menyebalkan bukan -_-. Dan mirisnya kondisi seperti ini berlangsung selama hampir seminggu.. hmm.. bahkan mungkin lebih dari seminggu. Sekarang aku tahu cobaan hidup mahasantri seperti ini rupanya. Krisis air dimana mana. Tak apalah yang penting jangan krisis moral....
Keluarga baru yang ngangenin...
Aku melihat namaku yang tercatat di kelompok 9 bersama 14 mahasantri lain yang kebanyakan belum ku kenal. Kali pertamaku mengikuti pembelajaran. Aku dikenalkan dengan musyrifah yang begitu mengesankan. Aku ingat dengan istilah conviviality learning dalam buku linguistics steve kaufman. Kegiatan belajar-mengajar dimana tidak adanya batasan antara pelajar dan pengajar. Dan disini aku bisa merasakan apa sebenarnya conviviality learning itu. Musyrifah yang ku kenal disini lebih seperti teman, kakak, atau bahkan teman curhat keluh kesah di mahad. Mungkin karena umur kita yang tak jauh berbeda. Hanya berjarak sekitar 3-4 tahun. Aku juga bertemu 13 teman baru yang juga sangat mengesankan. Berbagai karakter aku temui disana. Temanku pernah mengatakan “di mahad nanti, kamu akan tau karakter yang  sebenarnya dari teman-temanmu dan kamu akan tau siapa temanmu yang sebenarnya...”. yapss!! Aku sudah menemukan itu :D
By the way. Aku akan menjelaskan sedikit penilaianku tentang teman-teman dan teteh musyrifah kelompokku.
Firstly, teh Dilah (Nurul Fadilah). Aku pasti bakal kangen tingkah kocak teh dilah. Teteh terbaik seantero mahad. Teteh wali kelompok terimut seantero mahad, dan teteh terkocak seantero mahad. Teh dilah masih semester 4 tadris Matematika. Mungkin itu alasan kenapa kita begitu klop dan nyambung satu sama lain. Apalagi kalau udah curhat keluh kesah kita di mahad. Teh dilah is the best! Satu minggu kita 5x belajar bareng teh dilah. Belajar Qiro’ah, Tajwid, dan Hafalan juz 30. Yapss! Teh dilah mentor kami dalam belajar Al-Quran. Teh dilaaaah I’ll miss you...... :’(
Secondly, teh Maya. Teteh dari tafsir hadits yang jago bahasa inggris ini kadang bikin awkwrd. Pusat perizinan ada ditangannya bareng teh ayi. Dan dapetin izinnya itu antara hidup dan mati. Kalo ga mau di tajir siap-siap menghadapi kecuekan teh maya. Teh maya ga sehumoris teteh-teteh yang lain tapi cukup ngangenin. Biarpun cuek tapi care (bangeeeet) teh maya mentor kami dalam B. Inggris ^-^
Thirdly, teh titin. Teteh paling kalem seantero mahad. Teh titin sabar banget ngajarin Bahasa arab yang kadang suka bikin pusing kita eh bukan kadang sih emang selalu bikin pusing hahaa... teh titin tau banget kalo kita lagi ngantuk, kita lagi  jenuh atau kita lagi cape. Teh titin pasti suka ngeluarin nyanyian-nyanyian bahasa arabnya yang sukses bikin kita semangat lagi. Teh titin selalu ngasih cerita-cerita dan petuah-petuah hidup. Salah satunya ialah “jangan ngeluh sama cobaan, nanti cobaannya ditambah...”. teh titin I’ll miss you....
And lastly teh isma. Teteh paling tegas (bangeeet) maklumlaah teh isma juga merangkap sebagai ketua musyrifah mahad. Teh isma yang suka teriak-teriak buat ngajakin mahasantri turun shalat berjamaah. Teh isma mentor kita di keislaman. Ngeartiin kitab warna ijo yang rasanya ga abis-abis. Teh isma tempat kita demo minta libur. Teteh yang udah dewasa bangeeeet dan baik bangeeeet. teh ismaaa I’ll miss you....
Bukan Cuma musyrifahnya yang ngangenin temen-temen yang lain pun ngangenin. Somplaknya mereka, kocaknya mereka, alaynya mereka. Kita nyatu, bener-bener nyatu. Ada yang heboh setipe nihay. Ada yang alay setipe onnie (muaw). Ada yang diem-diem pinter setipe haya. Ada yang watados tapi kocak kayak inggit. Ada yang cerewet banget kek fitri. Ada juga ketua somplak kek nana. Ada yang hobinya nyanyi-nyanyi anak kecil kayak iip. Ada yang hobinya pipis kek gia. Ada yang hobinya baperin si kumis kayak umu. Ada yang ceplas ceplos kayak apip. Ada yang diem ajah jarang banget bersuara kayak intan. Ada juga yang watados tapi cerewet kaya fika. Ada juga yang setipe mba mus. Ada juga yang diem cuek kaya galih.Dan ada juga yang all out, baper iya, alay iya, somplak iya, komplikasi penyakit alay. Ya itu aku mahasantri abal-abal 2016 “lona”.

Duka tapi bahagia......
Apa jadinya hidup tanpa air? Buat sekedar wudhu kita harus naik turun lantai 3, belum lagi untuk mandi. Mandi sekali sehari mungkin udah jadi kebiasaan mahasantri disini. Kalo gak bau-bau amat karena keringet mandi bisa di nomer kesekiankan. Jorok sama irit beda tipis. Hahahaa....
Duka banget tanpa air. Cucian menggunung. Makan ajeh ragu gara-gara mau jaga wudhu. Pagi-pagi bukannya tidur nyenyak nunggu subuh malah asyik berburu air ke masjid atau gak ke pasca. Huffttt cobaan anak mahad....
Pedagang pinggir jalan samping-samping kampus mungkin jadi saksi fenomena seperti ini. Para mahasantri yang berbondong-bondong menuju ke arah masjid sembari menenteng ember berisi alat mandi dan cucian. Handuk yang kadang dibikin kerudung untuk sekedar menutupi aurat. Dan ocehan-ocehan riuhnya yang meramaikan jalanan yang sepi senyap...
Pukul 04.00 pagi hari, mengantri kamar mandi yang kian dipadati mahasantri yang berebut untuk mandi dan mencuci. Hal unik yang aku rasakan ialah, Mandi menjadi moment Paling membahagiakan saat itu. Disitu aku bisa merasakan bahagianya model shampo-shampo di tv. Keramas dengan penuh kebahagiaan. Ini bukan maksud alay tapi memang realita yang ada...

Shabakhul lughoh.....
“kepada seluruh mahasantri harap bersiap turun ke bawah  untuk mengikuti shalat subuh berjamaah.... ”
Para musyrifah asyik berteriak-teriak membangunkan mahasantri lewat microfone-nya. Mengajak kita untuk bersiap menjalankan shalat shubuh berjamaah di lantai dasar.
Usai melaksanakan shalat subuh berjamaah, ada tradisi penting di mahad al-jamiah ini, yaps... shabakhul lughoh.....
Kita disuguhkan dengan 3 mufrod/vocabulary dengan menggunakan b.indonesia, b.arab, dan b. inggris. Mirisnya, kita wajib menyetorkan 3 mufrod ini ke musyrifah mentor masing-masing. Kebayang ga 4 bulan disini berapa mufrod yang harus di setorkan??  Belum lagi kalo malees nyetor. Mufrod bisa numpuk menggunung dan bikin frustasi....-_-
Duka anak mahad itu gak Cuma di batin. Berhari-hari nahan hasrat pengen pipis, mandi 2x, dan lain sebagainya Cuma gara-gara ga ada air. Sakitnya tuh dimana mana..... :’(
Belum lagi hafalan yang segunung. Juz 30 boro-boro sampe an-naba, al mutoffifin pun masih diragukan. Keislaman? Hafalan do’a-do’a shalat sunnah yang panjangnya subhanAllah, b.arab? 105 mufrod yang bikin kelabakan. B. inggris? 105 mufrod sih tapi woleeees, udah clear broooh B)
Banyak suka atau duka?
Duka memang mendominasi hari-hariku di mahad. Tapi duka rasa bahagia. Ada banyak tawa didalam duka. Karena aku menghadapi duka ini tak sendiri, aku bersama teman-teman hebat yang selalu mengajakku tertawa bersama di atas duka. Dukaku di mahad adalah bahagiaku....

Penyesalan selalu datang diakhir....
UAS adalah saat-saat paling mendebarkan selama di mahad. Nunggu giliran tes berasa lagi nunggu pacar. Deg-degan setengah mati. Jantung udah berasa turun keperut. Hahaaa
setelah melewati saat-saat yang paling mendebarkan, kami berlanjut ke saat-saat yang membahagiakan. Kurang lebih hampir seminggu diadakannya lomba-lomba antar kelompok. Dari mulai lomba makan kerupuk, lomba joget balon, lomba mahad voice arab & inngris, lomba senam,  miss mahad, dll.  banyak kelucuan yang terjadi saat perlombaan. Disaat anak-anak lain banyak yang sudah boyong ke rumahnya masing-masing beberapa dari kami masih bertahan di mahad untuk mengikuti lomba. Lomba makan krupuk, dengan rekor kekalahan yaitu baru satu kali gigitan langsung kalah, lomba senam dengan rekor pesenam teraneh yaitu senam berseragam sarung dan memakai almamater. Sebenernya mau senam apa mau demo -_- dan masih banyaaaaak kelucuan lainnya.  Kenapa disaat-saat terakhir rasanya berat berpisah dengan mereka. Rasanya ingin memutar waktu kembali ke masa awal masuk mahad :”(

DEAR MAHAD AL-JAMIAHKU TERCINTA......
Detik-detik terakhir pasti selalu mengesankan....
 Dari segala kekurangan yang kuterima, aku selalu bersyukur menjadi salah satu bagian dari keluarga besar angkatan XI ini. Detik- terakhir adalah penyesalan......
Banyak ku ukir kenangan disini. Dukaku sukaku.
Aku sadar, bukan lagi sebuah duka yang telah kau beri,
Melainkan sebuah pelajaran hidup yang harus aku kuasai.
Aku terlalu banyak mengeluh disini tanpa berfikir pelajaran apa yang aku dapat dari sini.
Aku belajar bahwa hidup itu tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Ada cobaan yang harus dijalani.
Ada rintangan yang harus ditembus.
Ada banyak beban yang harus dipikul
Dan ada jutaan permasalahan yang harus siap kuhadapi.
Air, mufrodat, uts, uas, tomket, herpes..
Aku melewati semuanya.
Cobaan hidupku di mahad al-jamiah ini.
Kalau boleh aku ingin memutar waktu, kembali pada saat pertama kali aku datang ke mahad ini.
Bertemu dengan teman teman baru yang sudah ku anggap menjadi keluarga ke dua ku.
Nihay, yang selalu alay dan membuat setiap orang tertawa karena tingkahnya, dia yang selalu ku ajak bicara soal dunia korea dan drama...
Eonnie (muaw) yang sudah mengajariku hang-eul korea, yang selalu ku ajak bicara dunia drama korea...
Haya yang manja dan kekanak-kanakan..
Fika yang lola tapi asyik..
Fitri yang bijak dan cerewet
Inggit yang selalu malu-malu kalo mau ngomong
Intan si pendiem
Galih si cuek yang baik hati
Iip si judes yang baik hati
Gia si cantik yang cerewet
Nana, ketua paling gesrek yang pernah aku kenal
Apip teman nugasku, si ceplas-ceplos
Mba mus yang paling perhatian dan baik
Umu si baper, teman nontonku tercinta.....
Di mahad kita kenal, dan menjadi keluarga.
Banyak hal yang sudah kita lalui bersama.
Pembelajaran isya, pembelajaran pagi, nonton bareng, pensi mahasantri
Bakal kangen? Sudah  pasti...
Apalagi musyrifah yang menjadi mentor-mentor ku.
Teh dila,  teh titin, teh maya & teh isma
Terima kasih sudah membimbingku, sabar mengajariku dan tak sungkan untuk mengingatkanku...
 Kalian  menjadi bagian yang tak terlupakan di sejarah hidupku...
Maafkan jika selama ini aku selalu membuat kalian kesal, jengkel, marah, ataupun hal-hal lain yang menyakitkan hati...
Maafkan aku yang sering ngantuk disetiap pembelajaran...
Yang sering ngobrol sendiri saat kalian menjelaskan...
Kalian mentor terbaik yang pernah aku kenal.
Bakalan kangen kalian.... :”)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar