Pengalaman pertama
Dengan semangat
aku mulai mempacking segala yang ku butuhkan untuk 4 bulan ini. Yaps! Aku akan
berstatus sebagai mahasantri . banyak
kabar burung yang mengatakan mahad yang akan ku huni ini penuh misteri. Dari
mulai kesurupan, pencurian, sampai kekeringan air. Mahad macam apa ini? Benakku
tak henti-hentinya mencela. Kalau bukan karna namaku yang tertulis jelas di
papan “wajib mahad” aku mungkin tak
akan mau. Aku bahkan belum pernah mengenal seperti apa dunia pesantren
itu.
Entah kabar
gembira atau duka aku ditempatkan di kamar 321. Aku satu kamar dengan umu teman
seSMA ku dulu, afif teman sejurusanku dan mba musyafaah yang baru saja ku
kenal. 2 anak matematika dan 2 anak bahasa inggris di campur menjadi satu. Kami
belum begitu dekat, wajar lah ini baru permulaan. Yang pasti waktulah yang akan mendekatkan kita :D
Gema azan
terdengar saling bersahutan satu sama lain. Aku menatap lapangan kosong yang
menjadi pemandangan utama dari jendela kamarku ini. Beberapa aktifitas terlihat
disana, ada yang bermain dengan peluru-peluru, ada juga yang sibuk
memperebutkan bola dan tak jarang pula ada yang sibuk berduaan bersama
pasangan. Lapangan bima 2 tempat cuci mataku saat ini. Wk wk wk...
Gemerlip lampu
koridor menghiasi lantai-lantai mahad. Suara alarm pertanda masuk waktu shalat
berjamaah terdengar jelas di seluruh antero mahad. Perlahan suasana kisruh
mulai terdengar. Mahasantri yang sudah bersiap dengan mukenah dan sajadahnya
mulai berebut menuruni anak tangga. Aku pun tak ketinggalan. Pengalaman pertamaku shalat berjamaah bersama
mahasantri dan musyrifah yang belum satupun ku kenal...
Ala bisa karna biasa
Pukul 03.00 pagi. Aku dan teman sekamarku masih
asyik menjelajah dalam mimpi. Sementara diluar, terdengar riuh suara mahasantri
yang tertawa kesana kemari atau bahkan memanggil teman sekamarnya yang sudah
stand by di depan kamar mandi. Oh Allah... batinku terus berdecak kesal.
Bagaimana mungkin di waktu sepagi ini antrian mandi begitu panjang. Dengan muka
penuh kantuk mereka sabar mengantri. Ada beberapa yang malah sibuk mencuci di
tempat wudhu. Ada yang asyik membersihkan genangan air, ada juga yang sekedar
mencuci muka dan menggosok gigi. Hufftt....
Aku semakin kesal ketika waktu masih menunjukkan
pukul 04.00 pagi dan air kran berhenti mengalir. So, what should I do?? Pengalaman pertamaku di mahad al-jamiah “kehabisan
air” -_-. Sialnya hari ini jadwalku ngampus pagi. Mau tak mau aku harus
menemukan air, dimanapun tempatnya dan bagaimanapun caranya!! Tempat pertama
yang ku tuju ialah “masjid”. Jangan ditanya masjid mana, sudah pasti masjid
IAIN yang tempatnya cukup bikin ngos-ngosan. Aku dan teman-temanku menyusuri
jalanan pasca sarjana dan jalan raya yang masih sepi. Hanya ada suara angin dan
jangkrik disana. Pintu gerbang masjid masih dikunci rapat. Kami memanggil
satpam yang tengah asyik tertidur dengan tv yang masih menyala. “mahad ga ada air ya teh?” oh rupa-rupanya
krisis air di mahad sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun khususnya bagi
mahad baru untuk mahasantri. Menyebalkan bukan -_-. Dan mirisnya kondisi
seperti ini berlangsung selama hampir seminggu.. hmm.. bahkan mungkin lebih
dari seminggu. Sekarang aku tahu cobaan hidup mahasantri seperti ini rupanya.
Krisis air dimana mana. Tak apalah yang penting jangan krisis moral....
Keluarga baru yang ngangenin...
Aku melihat namaku yang tercatat di kelompok 9
bersama 14 mahasantri lain yang kebanyakan belum ku kenal. Kali pertamaku
mengikuti pembelajaran. Aku dikenalkan dengan musyrifah yang begitu
mengesankan. Aku ingat dengan istilah conviviality
learning dalam buku linguistics steve kaufman. Kegiatan belajar-mengajar
dimana tidak adanya batasan antara pelajar dan pengajar. Dan disini aku bisa
merasakan apa sebenarnya conviviality learning itu. Musyrifah yang ku kenal
disini lebih seperti teman, kakak, atau bahkan teman curhat keluh kesah di
mahad. Mungkin karena umur kita yang tak jauh berbeda. Hanya berjarak sekitar
3-4 tahun. Aku juga bertemu 13 teman baru yang juga sangat mengesankan.
Berbagai karakter aku temui disana. Temanku pernah mengatakan “di mahad nanti,
kamu akan tau karakter yang sebenarnya
dari teman-temanmu dan kamu akan tau siapa temanmu yang sebenarnya...”. yapss!!
Aku sudah menemukan itu :D
By the way. Aku akan menjelaskan sedikit
penilaianku tentang teman-teman dan teteh musyrifah kelompokku.
Firstly, teh Dilah (Nurul Fadilah). Aku pasti
bakal kangen tingkah kocak teh dilah. Teteh terbaik seantero mahad. Teteh wali
kelompok terimut seantero mahad, dan teteh terkocak seantero mahad. Teh dilah
masih semester 4 tadris Matematika. Mungkin itu alasan kenapa kita begitu klop
dan nyambung satu sama lain. Apalagi kalau udah curhat keluh kesah kita di
mahad. Teh dilah is the best! Satu minggu kita 5x belajar bareng teh dilah.
Belajar Qiro’ah, Tajwid, dan Hafalan juz 30. Yapss! Teh dilah mentor kami dalam
belajar Al-Quran. Teh dilaaaah I’ll miss you...... :’(
Secondly, teh Maya. Teteh dari tafsir hadits
yang jago bahasa inggris ini kadang bikin awkwrd. Pusat perizinan ada
ditangannya bareng teh ayi. Dan dapetin izinnya itu antara hidup dan mati. Kalo
ga mau di tajir siap-siap menghadapi kecuekan teh maya. Teh maya ga sehumoris
teteh-teteh yang lain tapi cukup ngangenin. Biarpun cuek tapi care (bangeeeet) teh
maya mentor kami dalam B. Inggris ^-^
Thirdly, teh titin. Teteh paling kalem seantero
mahad. Teh titin sabar banget ngajarin Bahasa arab yang kadang suka bikin
pusing kita eh bukan kadang sih emang selalu bikin pusing hahaa... teh titin tau
banget kalo kita lagi ngantuk, kita lagi jenuh atau kita lagi cape. Teh titin pasti
suka ngeluarin nyanyian-nyanyian bahasa arabnya yang sukses bikin kita semangat
lagi. Teh titin selalu ngasih cerita-cerita dan petuah-petuah hidup. Salah
satunya ialah “jangan ngeluh sama cobaan, nanti cobaannya ditambah...”. teh
titin I’ll miss you....
And lastly teh isma. Teteh paling tegas
(bangeeet) maklumlaah teh isma juga merangkap sebagai ketua musyrifah mahad.
Teh isma yang suka teriak-teriak buat ngajakin mahasantri turun shalat
berjamaah. Teh isma mentor kita di keislaman. Ngeartiin kitab warna ijo yang
rasanya ga abis-abis. Teh isma tempat kita demo minta libur. Teteh yang udah
dewasa bangeeeet dan baik bangeeeet. teh ismaaa I’ll miss you....
Bukan Cuma musyrifahnya yang ngangenin
temen-temen yang lain pun ngangenin. Somplaknya mereka, kocaknya mereka,
alaynya mereka. Kita nyatu, bener-bener nyatu. Ada yang heboh setipe nihay. Ada yang alay setipe onnie (muaw). Ada yang diem-diem pinter
setipe haya. Ada yang watados tapi
kocak kayak inggit. Ada yang cerewet
banget kek fitri. Ada juga ketua
somplak kek nana. Ada yang hobinya
nyanyi-nyanyi anak kecil kayak iip.
Ada yang hobinya pipis kek gia. Ada
yang hobinya baperin si kumis kayak umu.
Ada yang ceplas ceplos kayak apip.
Ada yang diem ajah jarang banget bersuara kayak intan. Ada juga yang watados tapi cerewet kaya fika. Ada juga yang setipe mba
mus. Ada juga yang diem cuek kaya galih.Dan
ada juga yang all out, baper iya, alay iya, somplak iya, komplikasi penyakit
alay. Ya itu aku mahasantri abal-abal
2016 “lona”.
Duka tapi bahagia......
Apa jadinya
hidup tanpa air? Buat sekedar wudhu kita harus naik turun lantai 3, belum lagi
untuk mandi. Mandi sekali sehari mungkin udah jadi kebiasaan mahasantri disini.
Kalo gak bau-bau amat karena keringet mandi bisa di nomer kesekiankan. Jorok sama
irit beda tipis. Hahahaa....
Duka banget
tanpa air. Cucian menggunung. Makan ajeh ragu gara-gara mau jaga wudhu.
Pagi-pagi bukannya tidur nyenyak nunggu subuh malah asyik berburu air ke masjid
atau gak ke pasca. Huffttt cobaan anak mahad....
Pedagang
pinggir jalan samping-samping kampus mungkin jadi saksi fenomena seperti ini.
Para mahasantri yang berbondong-bondong menuju ke arah masjid sembari menenteng
ember berisi alat mandi dan cucian. Handuk yang kadang dibikin kerudung untuk
sekedar menutupi aurat. Dan ocehan-ocehan riuhnya yang meramaikan jalanan yang
sepi senyap...
Pukul 04.00
pagi hari, mengantri kamar mandi yang kian dipadati mahasantri yang berebut
untuk mandi dan mencuci. Hal unik yang aku rasakan ialah, Mandi menjadi moment
Paling membahagiakan saat itu. Disitu aku bisa merasakan bahagianya model
shampo-shampo di tv. Keramas dengan penuh kebahagiaan. Ini bukan maksud alay
tapi memang realita yang ada...
Shabakhul lughoh.....
“kepada seluruh mahasantri harap bersiap turun
ke bawah untuk mengikuti shalat subuh berjamaah....
”
Para musyrifah asyik berteriak-teriak
membangunkan mahasantri lewat microfone-nya. Mengajak kita untuk bersiap
menjalankan shalat shubuh berjamaah di lantai dasar.
Usai melaksanakan shalat subuh berjamaah, ada
tradisi penting di mahad al-jamiah ini, yaps... shabakhul lughoh.....
Kita disuguhkan dengan 3 mufrod/vocabulary
dengan menggunakan b.indonesia, b.arab, dan b. inggris. Mirisnya, kita wajib
menyetorkan 3 mufrod ini ke musyrifah mentor masing-masing. Kebayang ga 4 bulan
disini berapa mufrod yang harus di setorkan??
Belum lagi kalo malees nyetor. Mufrod bisa numpuk menggunung dan bikin
frustasi....-_-
Duka anak mahad
itu gak Cuma di batin. Berhari-hari nahan hasrat pengen pipis, mandi 2x, dan
lain sebagainya Cuma gara-gara ga ada air. Sakitnya tuh dimana mana..... :’(
Belum lagi
hafalan yang segunung. Juz 30 boro-boro sampe an-naba, al mutoffifin pun masih
diragukan. Keislaman? Hafalan do’a-do’a shalat sunnah yang panjangnya
subhanAllah, b.arab? 105 mufrod yang bikin kelabakan. B. inggris? 105 mufrod
sih tapi woleeees, udah clear broooh B)
Banyak suka
atau duka?
Duka memang
mendominasi hari-hariku di mahad. Tapi duka rasa bahagia. Ada banyak tawa
didalam duka. Karena aku menghadapi duka ini tak sendiri, aku bersama
teman-teman hebat yang selalu mengajakku tertawa bersama di atas duka. Dukaku
di mahad adalah bahagiaku....
Penyesalan selalu datang diakhir....
UAS adalah saat-saat paling mendebarkan selama
di mahad. Nunggu giliran tes berasa lagi nunggu pacar. Deg-degan setengah mati.
Jantung udah berasa turun keperut. Hahaaa
setelah melewati saat-saat yang paling
mendebarkan, kami berlanjut ke saat-saat yang membahagiakan. Kurang lebih
hampir seminggu diadakannya lomba-lomba antar kelompok. Dari mulai lomba makan
kerupuk, lomba joget balon, lomba mahad voice arab & inngris, lomba
senam, miss mahad, dll. banyak kelucuan yang terjadi saat perlombaan.
Disaat anak-anak lain banyak yang sudah boyong ke rumahnya masing-masing
beberapa dari kami masih bertahan di mahad untuk mengikuti lomba. Lomba makan
krupuk, dengan rekor kekalahan yaitu baru satu kali gigitan langsung kalah,
lomba senam dengan rekor pesenam teraneh yaitu senam berseragam sarung dan
memakai almamater. Sebenernya mau senam apa mau demo -_- dan masih banyaaaaak
kelucuan lainnya. Kenapa disaat-saat
terakhir rasanya berat berpisah dengan mereka. Rasanya ingin memutar waktu
kembali ke masa awal masuk mahad :”(
DEAR MAHAD AL-JAMIAHKU TERCINTA......
Detik-detik
terakhir pasti selalu mengesankan....
Dari segala kekurangan yang kuterima, aku
selalu bersyukur menjadi salah satu bagian dari keluarga besar angkatan XI ini.
Detik- terakhir adalah penyesalan......
Banyak ku ukir
kenangan disini. Dukaku sukaku.
Aku sadar,
bukan lagi sebuah duka yang telah kau beri,
Melainkan
sebuah pelajaran hidup yang harus aku kuasai.
Aku terlalu
banyak mengeluh disini tanpa berfikir pelajaran apa yang aku dapat dari sini.
Aku belajar
bahwa hidup itu tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Ada cobaan yang
harus dijalani.
Ada rintangan
yang harus ditembus.
Ada banyak
beban yang harus dipikul
Dan ada jutaan
permasalahan yang harus siap kuhadapi.
Air, mufrodat,
uts, uas, tomket, herpes..
Aku melewati
semuanya.
Cobaan hidupku
di mahad al-jamiah ini.
Kalau boleh aku
ingin memutar waktu, kembali pada saat pertama kali aku datang ke mahad ini.
Bertemu dengan
teman teman baru yang sudah ku anggap menjadi keluarga ke dua ku.
Nihay, yang
selalu alay dan membuat setiap orang tertawa karena tingkahnya, dia yang selalu
ku ajak bicara soal dunia korea dan drama...
Eonnie (muaw)
yang sudah mengajariku hang-eul korea, yang selalu ku ajak bicara dunia drama
korea...
Haya yang manja
dan kekanak-kanakan..
Fika yang lola
tapi asyik..
Fitri yang
bijak dan cerewet
Inggit yang
selalu malu-malu kalo mau ngomong
Intan si
pendiem
Galih si cuek
yang baik hati
Iip si judes
yang baik hati
Gia si cantik
yang cerewet
Nana, ketua
paling gesrek yang pernah aku kenal
Apip teman
nugasku, si ceplas-ceplos
Mba mus yang
paling perhatian dan baik
Umu si baper,
teman nontonku tercinta.....
Di mahad kita
kenal, dan menjadi keluarga.
Banyak hal yang
sudah kita lalui bersama.
Pembelajaran
isya, pembelajaran pagi, nonton bareng, pensi mahasantri
Bakal kangen?
Sudah pasti...
Apalagi
musyrifah yang menjadi mentor-mentor ku.
Teh dila, teh titin, teh maya & teh isma
Terima kasih
sudah membimbingku, sabar mengajariku dan tak sungkan untuk mengingatkanku...
Kalian menjadi bagian yang tak terlupakan di sejarah
hidupku...
Maafkan jika
selama ini aku selalu membuat kalian kesal, jengkel, marah, ataupun hal-hal
lain yang menyakitkan hati...
Maafkan aku
yang sering ngantuk disetiap pembelajaran...
Yang sering
ngobrol sendiri saat kalian menjelaskan...
Kalian mentor
terbaik yang pernah aku kenal.
Bakalan kangen
kalian.... :”)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar